Laporan Perjalanan Dikjut
Mt.Burangrang
Bismillahirrahmanirrahiim..
Sebelum menceritakan perjalanan
Diklat Lanjutan dengan tujuan
Mt.Burangrang, akan lebih baik jika diperkenalkan terlebih dahulu bahwa
kami angkatan Badai Nawa Wangsati di
Rimbawana, yang merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru. Jumlah kami duapuluh Sembilan orang.
10 Juni 2014, satu hari sebelum perjalanan Diklat lanjutan
menuju Gunung Burangrang yang terletak diperbatasan kota Bandung kami
dikumpulkan disekre untuk sekedar mempersiapkan bawaan kami kesana dan juga
untuk sedikit pemberian amanah-amanah dari para senior. Dengan sedikit dimarahi
bisa dibilang karena tidak semuanya bisa datang malam itu but it’s okay.
11 Juni 2014, dimulai dengan sarapan subuh bersama-sama
dengan duapuluh sembilan anggota yang sudah lengkap pagi itu dan tentunya
dengan para senior yang sudah ada bersama kami untuk melepas perjalanan kami. Setelah
sarapan, packing ulang dan kemudian sedikit berfoto-foto ria bersama kami
berangkat kira-kira pukul 06.30 pagi WIB dengan menggunakan kendaraan yang
tidak asing bagi kami karena dari awal perjalanan pengenalan medanpun
menggunakan kendaraan ini, yupp truk alias mobil besar.
Brum..brum..brum..ngeeng..ngeeng..ngeeng.. diperjalanan yang
macet, berisik selama itu dari duapuluh Sembilan kami ada yang asik tidur, asik
bercandaria, dan ada juga hanya diam entah berbuat apa. Berhenti sejenak dipom
bensin karena ada beberapa yang ingin buang airkecil dan tentunya para
perempuan. Kemudian berangkat lagi dan Alhamdulillah..sampai dipos tujuan
kuranglebih pukul 09.40 WIB. Tidak ada penjaga disana, jadi kami langsung
berjalan menuju tujuan yang sebenarnya.
Berjalan jalan jalan jalan dan ada juga yang lari karena
jalanannya yang memang bagus ditambah dengan pemandangan sekitar yang membuat
hati bergetar karena disekeliling itu terdapat berbagai macam sayuran yang
tertanam dengan rapihnya, beberapa
kandang kuda tentu dengan kuda didalamnya, dan rumah-rumah dengan arsitektur
cantiknya. Then..berhenti sejenak begitu sampai dimasjid kaki Mt.Burangrang ini
untuk beristirahat karena perjalanan dari bawah sampai kemasjid ini memang
cukup jauh dan meleahkan.
Yeah ..look ..wajah kami sudah tak karuan, padahal perjalanan
yang sebenarnya belum dimulai. :D
Setelah beberapa waktu beristirahat kami kembali berangkat
menuju puncak. Yeay !!
Hwaaaa..trully melelahkan karena jelas trek yang kami lalui
naik naik naik naik kepuncak gunung sesuai dengan lagu yang popular dikalangan
anak-anak jaman kami, entah jaman sekarang. -_- Sampai ditempat dimana kami akan ngecamp malam nantinya, kita
berangkat cuuuuusss ke puncak yang beneran puncak.
Plak..plek..plak..plekk ..yaaa kalo diibaratkan Mt.Burangrang
itu seperti itu naik turun naik turun.. tiga puncak kecil dan satu puncak yang
sesungguhnya. Bener-bener puncaknya.
Selama perjalanan tentunya ada yang cepat dan ada yang
lambat.. yang cepat berada didepan dan yang lambat dibelakang. Well penulis
adalah orang yang lambat dalam setiap perjalanan dan selalu jadi yang terakhir
sampai dipuncak :D
Karena medan di Mt.burangrang ini memang cukup “waaaah”
terutama pada trek yang naik dengan kemiringan yang hampir lurus. Tapi untungnya
perjalanan kali ini tidak ada hujan disiang harinya.
Kira-kira 12.30 sudah ada yang tiba dipuncak, itu yang paling
cepat dan kemudian disusul berikutnya setengahjam kemudian pukul 13.00, dan
yang terakhir sampai puncak itu pukul 13.30. Setelah semuanya sampai dipuncak,
tentunya berfoto adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan.
Setelah puas berfoto, kami turun
kembali ketempat camp. [embawa tenda turun lebih dulu disbanding yanglain untuk
membangun tenda. :D
Sampai ditempat camp, kira-kira pukul 16.00 semua sampai
dicamp benar saja begitu datang tenda sudah siap semua :D dan ada yang
beristirahat diluar menikmati semilir angin Mt.burangrang yang mulai mendung
sore itu dan ada juga yang turun lagi menuju masjid untuk membersihkan diri,
solat dan juga mengambil persediaan air untuk sampai besok pagi karena ternyata
saat turun kita sudah kehabisan persediaan airminum.
Setelah benar-benar selesai dengan keperluannya masing-masing
beberapa orang memasak, beberapa mencoba menyalakan api unggun yang sulit
karena kayu-kayu yang basah, dan beberapa lagi berdiam ditenda.
Dan yaa inilah sedikit kekurangan dari kebanyakannya kami
menurut penulis, bahkan mungkin bukan hanya bagi penulis. Karena jumlah kami
yang memang sangat banyak akibatnya adalah ketidakpadatan aktifitas yang kami
lakukan, yang bekerja ya bekerja yang diam ya diam. Dan penulis jujur lebih
banyak diamnya, bukan karena tidak ingin sebenarnya tapi karena sudah terlalu
banyak yang turun tangan daripada hanya mengganggu lebih baik diam begitulah piker
penulis. Tapi ya kami tetaplah kami, kami berbeda tapi kami mencoba bersatu.
Tidak ada yang special malam itu, selain karena hujan juga
karena mungkin sudah sangat lelah pukul 20.00 sudah banyak yang masuk tenda dan
mengambil posisi seenak-enaknya yang dienak-enakin.
Paginya 12 Juni 2014 setelah masak, beberes, seperti biasa
kami bergegas turun untuk pulang kembali ke kampus tempat dimana para senior
menunggu kami kembali dari perjalanan ini.
Kira-kira pukul 09.30 kami sampai dipos dan kemudian bertemu
dengan penjaga disitu yang ternyata yaaaaa kami harus membayar :D
Itu beres tinggal menunggu kendaraan jemputan kami datang,
sambil menunggu beberapa pedagang yang lewat kami panggil untuk mengisi
kekosongan perut kami (padahal sebelumnya makan dulu). Kemudian yang ditunggu
akhirnya datang juga, truk kami datang dan kami bergegas naik karena sudah
ingin pulang.
Pukul 11.30 kuranglebih kami sampai dikampus dan disambut
oleh beberapa senior yang telah menunggu kami. Setelah itu ada sedikit
pembicaraan serta beberapa info pendakian dan kegiatan yang akan datang dan
kemudian sudah kami kembali pulang kekosan dan kerumah masing-masing.
Tidak ada yang special yah? Yaa seperti itu juga yang penulis
rasakan, tidak ada yang special. Entah kenapa dan bagaimana hanya saja tidak serasa
ada perjalanan yang benar-benar perjalanan selain tanjakan dan turunan yang
melelahkan. Tapi kembali lagi mungkin ini hanya masalah waktu, bagaimana kami
bisa menempatkan diri kami yang begitu banyak agar tidak lagi terjadi
ketidakpadatan aktifitas dalam perjalanan kami, dan masalah waktu bagaimana
kami bisa mempernyaman diri kami satusamalain saat bersama serta masalah waktu
agar kami benar-benar mengerti bahwa kami dalam satu keluarga. Semoga waktu
bisa cepat menjawab semuanya :)